Anak
adalah aset penting yang harus dijaga dan dididik sebaik mungkin demi
terciptanya generasi-generasi unggulan yang akan meneruskan tongkat estafet
kita. Kemajuan peradaban tergantung pada kualitas generasi penerus kita. Untuk
itu, pendidikan anak memerlukan perhatian khusus bagi para orang tua, pendidik,
bahkan seluruh pihak yang ada.
Agar
mendapatkan generasi-genarasi penerus yang berkualitas, tentunya butuh usaha
yang maksimal, salah satunya adalah dengan memasukkan nilai-nilai kebaikan dan
pengetahuan yang menjadikan anak lebih cerdas, terdidik, berakhlak mulia dan
potensi anak berkembang. Nilai-nilai ini dapat dimasukkan baik melalui
pelajaran di rumah dan di sekolah, permainan, bahkan hiburan yang dikonsumsi
anak. Selain itu, para pendidik juga harus memperhatikan berbagai obyek yang
diminati anak-anak, karena sesuatu yang diminati anak, jika nanti akhirnya
dikonsumsi anak, maka akan cenderung mempengaruhi perkembangan anak dalam
berbagai macam aspek.
Minat
dapat diartikan sebagai motif yang menunjukkan arah individu terhadap arah
obyek yang menarik dan menyenangkan tergantung pada bakat dan lingkunganya.
Minat sangat berperan penting dalam kehidupan seseorang .anak yang mempunyai
dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Anak tidak dilahirkan lengkap dengan
minat karena minat minat merupakan hasil dari pengalaman dan belajar
(Hurlock,1997).
Minat
juga dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk memberi stimuli yang membuat
kita memperhatikan seseorang, suatu barang atau suatu kegiatan, atau sesuatu
yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalam yang telah distimuli oleh
kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi sebab suatu
kegiatan dan hasil dari turut serta kegiatan tersebut (Crow and Crow, 1984).
Ketika seseorang mempunyai minat terhadap suatu obyek, maka hal itu akan
melibatkan berbagai aspek yaitu, aspek kognitif, afeksi, dan tingka laku.
Maksudnya adalah bahwa minat akan melibatkan pikiran dan keyakinan serta
perasaan senang atau tidak senang seseorang terhadap obyek tersebut yang
kemudian akan memunculkan tingkah laku (Azwar,1999)
Minat
terdiri dari berbagai macam jenis, di antaranya adalah minat terhadap hiburan.
Pada masa kanak-kanak, hiburan menjadi salah satu minat yang banyak digemari.
Anak bisa meluangkan waktunya dengan menghibur diri seperti membaca komik,
menonton televisi, melamun, dan mendengarkan lagu-lagu. Sewajarnya dan
seharusnya, pada masa usia kanak-kanak akhir ini, semua hiburan yang diminati
anak-anak adalah hiburan yang mendidik termasuk musik dan lagu, musik dan lagu
yang didengar dan ditonton anak-anak seharusnya adalah lagu-lagu yang yang
syairnya bertemakan anak-anak sesuai dengan tahap perkembangan anak dan
lagu-lagu yang syairnya mendidik.
Tiwin
(2011), mengatakan bahwa lagu-lagu dewasa pada umumnya yang
bercerita tentang cinta, kecemburuan, patah hati, dan sejenisnya, konsepnya
sendiri sering kali belum dipahami anak. Ada semacam "percepatan dunia
dewasa" yang dibiarkan (bahkan mungkin dipaksakan) secara halus kepada
anak-anak bila mereka selalu menyanyikan lagu orang dewasa. Tentu ini akan
memengaruhi perkembangan anak.
Kalau
menilik fenomena yang terjadi saat ini, minat terhadap hiburan yang banyak
digemari anak-anak terutama di dunia musik dan lagu sungguh meresakan. Tak
jarang terlihat anak-anak melantunkan lagu-lagu dewasa yang bertemakan
percintaan dan kemesraan karena hal itu tak lagi menjadi sesuatu yang dianggap
tabu oleh sebagian besar masyarakat dan dianggap sebagai hal yang wajar.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, sekilas tampaknya memang hal ini tidak
begitu berpengaruh dengan anak, namun jika ditelaah lebih mendalam hal ini
memberikan dampak yang kurang baik terhadap perkembangan anak baik perkembangan
moral, perkembangan seksualitas, maupun perkembang sosial anak.
Minat
anak-anak terhadap lagu percintaan tak lepas dari kurangnya lagu anak-anak yang
beredar pada saat ini, yang berkembang justru selalu saja lagu dewasa yang acap
kali dipertontonkan tanpa peduli siapa yang menikmatinya. Hampir semua stasiun
televisi, menayangkan program konser musik setiap hari, pagi, siang, sore
bahkan malam hari. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian kita bersama.
Ketika lagu dewasa yang bertemakan percintaan tak lagi tabu untuk didengar oleh
anak-anak, maka kini tak jarang anak-anak mempunyai minat yang cukup tinggi
terhadap lagu dewasa dan menganggap bahwa lagu anak-anak itu kuno dan tidak
gaul. Paradigma ini sudah banyak kita jumpai di kalangan anak-anak.
Berdasarkan
hasil wawancara dengan siswa di salah satu SD swasta di Yogyakarta, siswa
mengaku bahwa ia lebih menyukai lagu-lagu orang dewasa dari pada lagu
anak-anak. Ketika ditanya lagu apa yang disukai, siswa spontan mengatakan
menyukai lagu yang berjudul “dilema” yang dibawakan oleh girlband Cerrybelle.
Siswa sering mendengarkan lagu-lagu tersebut dari lingkungan sekitarnya, namun
siswa juga biasa menyetel lagu-lagu itu dengan keinginan sendiri. Selain itu,
siswa mengaku bahwa lagu-lagu yang terdapat di handphone nya
hampir semua adalah lagu-lagu orang dewasa yang isinya adalah percintaan. Siswa
menambahkan bahwa hampir semua temannya menyukai lagu-lagu band. Dari hasil
wawancara, siswa juga mengatakan bahwa orang tua tak pernah melarang atau
menegur siswa ketika siswa mendengarkan lagu-lagu tersebut.
Berdasarkan
hasil wawancara kepada guru SD tersebut, ternyata memang siswa dan siswi SD
tersebut juga sebagian besar mempunyai minat yang tinggi terhadap lagu-lagu
percintaan. Terbukti, saat istirahat, tak jarang siswa dan siswi yang menyetel
lagu-lagu tersebut dari ponsel yang diberikan orang tua siswa dan siswi. Guru
juga menyebutkan bahwa pada ponsel canggih yang siswa dan siswi bawa, lagu-lagu
yang ada di dalamnya adalah lagu-lagu orang dewasa yang bertemakan percintaan.
Guru menambahkan bahwa dari para orang tua sendiri kurang begitu memperhatikan
anak bahkan membebaskan anak untuk mengkonsumsi lagu apapun, karena rata-rata
orang tua siswa adalah dari golongan menengah ke atas yang sangat sibuk.
Selain
itu, dari hasil observasi yang peneliti juga melakukan observasi pada
acra-acara televisi swasta yang notabene banyak digemari oleh masyarakat
termasuk kalangan anak-anak. Pada acara televisi yang yang berjudul “Idola
Cilik” hampir semua kontestan, lagu yang dibawakannya adalah lagu-lagu band dan
orang dewasa yang bertemakan percintaan. Peneliti juga menemui acara yang
berjudul “Indonesia Kids Musix Award”, pada tanggal 2 Mei 2010 di salah
satu stasiun televisi swasta. Pada acara itu, musik atau lagu-lagu yang menjadi
favorit dan mendapakan award dari para anak-anak
adalah lagu-lagu band dan orang dewasa yang bertemakan percintaan, dari
berbagai macam kategori.
Dari
data-data yang ada inilah cukup membuktikan bahwa minat sebagian besar anak
Indonesia terhadap lagu-lagu band dan orang dewasa yang bertemakan percintaan
cukup tinggi. Bahkan jika salah satu anak saja menjadi provokator untuk
menggemari lagu dewasa dengan alasan gaul, maka sangat berpotensi untuk
mempengaruhi teman sebaya lainya. Hal ini akan menjalar lebih luas lagi pada
anggota kelompok yang lain yang akhirnya akan munculah konformisme-konformisme
dalam kelompok ataupun teman sebaya. Konformitas sendiri dapat diartikan
sebagai penyesuaian terhadap kelompok sosial karena adanya
tuntunan dari kelompok sosial tersebut untuk menyesuaikan meskipun tuntutan
tersebut tidak terbuka (Baron dan Byrne, 2003).
Bagi
kebanyakan ahli psikologi, masa kanak-kanak dianggap sebagai “ usia
berkelompok” yaitu suatu masa perhatian pokok anak adalah dukungan dari
teman-teman sebayanya dan anggota dalam kelompok. Oleh karena itu, anak akan
cenderung ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh kelompok dalam
penampilan, berbicara dan tingkah laku (Hurlock, 1997). Anak-anak akan saling
mempengaruhi satu sama lain karena anak-anak mempunyai kontak yang cukup
intensif dengan teman-teman sebayanya. Anak –anak biasanya akan cenderung
berusaha untuk menjadi anggota kelompoknya. Piaget (Monks,2006) mengemukakan
bahwa, permulaan konformisme terjadi pada usia 7-10 tahun. Konformisme ini
lebih ditentukan oleh faktor-faktor kondisi dan situasi.
Lingkungan
memang sangat penting perannya dalam membentuk watak dan karakter seorang anak.
Baik dan buruk anak tergantung lingkungan yang ditempatinya. Alloh sendiri
sudah menjelaskan hal ini dalam Al-quran Dalam surat Al-isro’ 84
disebutkan: “Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut
keadaannya[867] masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui
siapa yang lebih benar jalannya”
(867)Termasuk dalam pengertian keadaan disini
ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.