Alkisah, disebuah sekolah yang
terletak di jantung kota tiba-tiba terjadi sebuah keributan 2 orang anak didik
yang sedang memperdebatkan gambar dari benda yang baru saja dilihatnya. 2 bocah
yang masih lugu dan polos ini terus menggebu-gebu memperdebatkan gambar benda yang
baru saja dilihanya.
“Tidak...!!! Papan ini bergambar seorang wanita cantik!!!!”
“Apa kamu sudah rabun?? Papan ini bergambar nenek tua yang renta dan
keriput”
“hah? Kamu yang rabun..”
“Kau ini menyebalkan sekali.. ini jelas gambar nenek tua!”
“Bukan! Ini gambar wanita cantik!!!
Kedua anak tersebut saling
bermuka masam dan membuang muka.. mereka terlihat kesal satu sama lain seolah
tak ingin lagi berkawan. Mereka satu sama lain berusaha mempertahankan sesuai
dengan apa yang mereka lihat.
Akhirnya sang guru mendatangi ke
2 bocah tersebut. Sang guru tersenyum melihat
tingkah 2 bocah ini dan mengambil papan yang baru saja mereka lihat...
“Dengar anak-anakku.. kalian tidak ada yang salah... kalian semua benar.
Lihatlah.. papan ini ternyata memang bergambar nenek tua dan gadis yang cantik, kalian tadi hanya melihat dari arah yang saja..
sekarang perhatikan ini”
Kemudian sang guru mengambil kembali
papan itu dan kembali menujukkan gambarnya.
“Perhatikan dengan seksama.. Ini memang gambar wanita cantik....”
Anak yang tadi melihat gambar
wanita cantik itu seketika sumringah dan nyletuk.
“Tuh.. kan.. aq bilang juga apa..???? kamu yang ngeyel..”
Sang guru kembali tersenyum,
kemudian membalik 180 derajat posisi papa itu..
“Dan ini... coba perhatikan lagi dengan seksama.. ini gambar nenek tua
renta dan keriput”
Mereka terkejut..
Mereka terkejut..
“Berarti.... kita semua benar ya
bu.. hanya saja melihat dari arah yang berbeda..”
Seketika anak-anak melihat satu
sama lain dan merunduk malu. Kemudian, Sang guru dengan tenang dan bersahaja
memeluk kedua anak itu.
“Anak-anakku.. cobalah kalian saling menghargai pendapat masing-masing
terlebih dahulu.. Tak perlu saling tuding dan berdebat tanpa ada ujungnya.
Kalian tidak akan menemukan titik temu jika kalian semua lebih mengedepankan
emosi negatif. Hal ini justru akan mengakibatkan hancurnya persaudaraan kalian.
Kalaupun ternyata pendapat kalian tak bisa disatukan.. tetaplah saling
menghargai dan saling mengargai. Oke?? sekarang saling meminta maaf dulu ya
sayang... kalian sama-sama hebat, dan akan lebih hebat lagi jika kalian bisa
bersatu J “
Akhirnya ke 2 anak tersebut saling
bersalaman, tersenyum, dan meminta maaf satu sama lain... kemudian keduanya
memeluk sang guru dengan hangat.
===============
Kisah diatas hanya miniatur dari kehidupan kita dengan banyaknya gejolak pertikaian yang hanya dikarenakan perbedaan dari cara pandang. Salah satu kehancurnya umat adalah tatkala sudah tak ada lagi rasa saling menghargai, menyayangi namun justru saling hujat dan menjatuhkan satu sama lain. Umat islam adalah umat yang satu Kawan.. J
Kisah diatas hanya miniatur dari kehidupan kita dengan banyaknya gejolak pertikaian yang hanya dikarenakan perbedaan dari cara pandang. Salah satu kehancurnya umat adalah tatkala sudah tak ada lagi rasa saling menghargai, menyayangi namun justru saling hujat dan menjatuhkan satu sama lain. Umat islam adalah umat yang satu Kawan.. J
“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu Karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
Telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya.
Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat
petunjuk” (Ali-Imron:103)
(bee)
