Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, pendidik
atau dalam hal ini ustadz/ustadzah mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesuksesan pencapaian
tujuan pendidikan. Ustadzah diharapkan tidak hanya mengajar namun juga mendidik anak agar tujuan dapat dicapai secara menyeluruh. Teknik mengajar, hubungan
interpersonal guru dengan siswa, dan penguasaan kelas adalah beberapa unsur
penting dalam pencapaian tujuan.
Hubungan interpersonal adalah unsur
yang sangat penting dalam hal pendidikan kepada anak baik antara orang tua dan
anak maupun guru dan anak. Ketika anak sudah merasa dekat dan bersahabat dengan
pendidik, maka nilai-nilai yang akan kita tanamkan ke anak akan lebih mudah
untuk menginternal dalam diri anak. Wali kelas dan guru pendamping terutama,
wali kelas dan guru pendamping adalah
pendidik yang paling banyak intensitasnya bersama dan berhubungan dengan anak.
Selain itu, dalam menyampaikan sesuatu, misalkan peraturan, pendidik harus
mampu memberikan alasan kenapa peraturan itu dibuat, apa manfaatnya untuk anak,
dan sebgainya. Pendidik juga harus sering mengajak dialog kepada anak dan
mengajak anak untuk berfikir.
Berbeda dengan ketika kita hanya
menerapkankan sistem hukuman bahkan menyerupai sistem militer dalam menerapkan
nilai-nilai kebaikan. Hal ini terbukti bahwa banyak keluhan dari orang tua
bahwa anak-anak seringkali tidak konsisten dalam perbuatan, ketika di rumah dan
di sekolah karena di sekolah ketika mereka melakukan dan meninggalkan suatu
perbuatan kebanyakan hanya karena takut dengan ustadzah dan hukuman. Ketika
hubungan interpersonal antara anak dengan pendidik sudah dibangun dengan baik,
maka nilai-nilai pendidikan yang kita masukan ke anak akan lebih menginternal dalam diri anak sehingga punishment hanya
dijadikan sebagai alternatif terakhir, bahkan metode punishment ini dapat
dihilangkan. Hal inilah yang nanti diharapkan dapat dilaksanakan oleh seluruh
sumber daya manusia dalam dunia pendidikan kedepanya
dalam rangka mewujudkan visi pendidikan.
Selain hubungan interpersonal,
kekonsistenan dan ketegasan juga diperlukan dalam pendidikan. Dalam menanamkan
peraturan, pendidik harus semaksimal mungkin konsisten dan tegas. Peraturan
tidak akan berjalan maksimal manakala pendidik sendiri tidak meberikan contoh
atau bahkan melanggar. Anak bisa jadi takkan memberikan kepercayaan lagi
terhadap pendidik bahkan tak mau lagi menjalankan peraturan yang sudah kita
buat. Penanaman menerima konseskuensi sudah harus dikenalkan sejak dini,
misalkan anak telah melakukan sebuah kecerobohan, maka ia akan merasakan hasil
dari kecerobohan itu. Ketika peraturan sudah dibuat dan berjalan, maka tak ada
lagi tawar menawar. Jika sekali saja ada keringanan atau karena orang tua
merasa kasihan maka kemungkinan besar, anak selanjutnya akan mengulangi hal
yang sama.
Dalam penanaman nilai-nilai moral
dan peraturan juga diperlukan adanya komunikasi dan koordinasi antara pihak
sekolah dan orang tua. Nilai dan peraturan yang ditanamkan kepada anak
disekolah juga harus disosialisasikan dan difahamkan kepada orang tua, serta
orang tua juga turut serta konsisten dengan itu. Hal ini juga dapat menghindari
adanya ketidak konsistenan anak dalam melakukan dan meninggalkan perbuatan antara
di sekolah dengan di rumah. Ketika orang tua sendiri tidak memberikan contoh
bahkan melanggar, maka anak bisa jadi hanya melakukan dan meninggalkan
perbuatan hanya ketika di sekolah, dan ketika di rumah, mereka tak lagi
konsisten.
#Disampaikan dalam buku panduan UPP Nurul Islam Yogyakarta


