Ahlan Wa Sahlan.. Walcome.. Sugeng Rawuh..

Selamat datang di blog kami.. Ini sekedar catatan kecil kami tentang hidup :D

Pages

Minggu, 22 September 2013

Sekilas catatan hati 22 september 2013

Hari ini ingatanku melayang pada sebuah masa. Masa dimana aku menjadi manusia yang terasa masih plos dan cupu untuk bisa memaknai arti sebuah kehiudupan, seperti tak terlalu memikirkan dari mana untuk apa dan mau kemana manusia itu menempuh perjalanan.

Hari ini adalah hari ulang tahunku..”

Ya, saat itu kalimat itu menjadi sebuat kalimat spesial buat aku. Entah... bahkan mungkin sepekan sebelum kalimat itu terucap, sering kali tak sabar untuk sampai pada hari H. Setiap detik demi detik menujunyaa, sering kali perasaanku diramaikan oleh dagdigdug rasa dedegan dicampur penasaran. Akan ada kejutan apa di hari itu...

Pada masa itu, menjadi sebuah kebiasaan yang tak lagi tabu ketika seseorang merayakan hari kelahiran, orang-orang disekeliling kita sering kali memberikan kejutan-kejutan, hadiah, atau semcamnya. Telur busuk, cebur air, tabur tepung.. dan masih banyak lagi. Moment-moment seperti itu yang sering kali ditunggu-tunggu.. bahkan mungkin akan banyak yang kecewa dan sedih  manakala tak ada yang memberikan moment itu. ah! *Sungguh alay klo aku ingat dan aku pikir-pikir.. -_-‘. Sampai pada masa kuliahpun masing sering seperti itu.. *Parah!!!

Sakjane ulang tahun iku opo toh?

Ulang tahun itu sebenarnya perayaan apa? Perayaan hari kelahiran atau perayaan semakin dekatnya kita dengan kematian? Kalau benar ulang tahun menunjukkan kita akan semakin dekatnya kematian lantas untuk apa juga dirayakan? Hari kelahiran tentu saja seharusnya menjadi moment untuk bermuhasabah lebih mendalam. Sudah melakukan apa kita selama ini?? Kebaikan atau justru keburukankah yang kebanyakan selam ini kita hadirkan selam menjalani kesempatan hidup? Sudah siapkah bekal kita menuju kehidupan yang sesungguhnya? Karena sungguh! hari kelahiran sebenarnya menunjukan dan mengingatkan kita bahwa semakin dekatnya kita dengan kematian. Jatah waktu hidup kita semakin terkurangi..

Orang tuaku sejak kecil terutama bapakku sendiri sebenarnya tak pernah mengajari anak-anaknya untuk merayakan hari ulang tahun. Ya, salah satu alasanya tentu krena  itu bukan ajaran dan budaya dari islam. Rasulullah Solallahu’alaihi wassalam tak pernah mengajarkan itu.. *Dulu sakjane faham itu, tp kerana masih radak keblinger keabawa masa2 cupu jadi ikut2an gak beres ngerayain lebeynya ultah >,<

Ah, yang lalu biarlah berlalu... Jadikan pelajaran!

Klo saat ini, Jangankan degdegan.. bahkan H-1 saja, saat ini aku bisa hampir lupa kalau besok adalah hari kelahiran...... -_-‘. Hanya saja harapan doa dari teman-teman tetap selalu ada.. bahkan harapan itu datang setiap harinya. Terutama dari orang-orang terkasih.. :’)

(bee)

Selasa, 10 September 2013

7 Pelajaran KHA.Dahlan


Siapa yang tak kenal sosok satu ini? Perndiri salah satu organisasi terbesar di Indonesia ini merupakan sosok pemimpin ini dikenal dzakak, cerdas akalnya dan mempunyai maziyah atau keistimewaan dalam khauf. Pelajaran-pelajarn serta nasehat-nasehat beliau  tak hanya dicanang dalam fikiran masyarakat terutama kader-kader persyarikatan namun juga sering dijadikan sebagai motivasi dan renungan dalam menjalani kehidupan yang islami bekal menuju akhirat yang kekal.
Sebelum akhirnya Alloh Ta’ala memanggil KHA. Dahlan untuk menghadap kepadaNya, KHA Dahlan sempat memberikan 7 pelajaran hidup dalam islam. Berikut adalah 7 pelajaran falsafah hidup dari beliau yang dapat kita jadikan renungan berfikir, terutama untuk para kader-kader pejuang islam dalam persyarikatan Muhammadiyah.
1.       Kita Manusia, hidup di dunia ini hanya sekali, untuk bertaruh: sesudah mati, akan mendapatkan kebahagiaan atau kesengsaraankah?
2.       Kebanyakan diantara manusia, berwatak angkuh dan takabur, mereka mengambil keputusan sendiri-sendiri
3.       Manusia itu kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulang-ulang, maka kemudian menjadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai, maka kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat, bahwa kebanyakan manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik itu dari sudut keyakinan atau i’tiqad, perasaan kehendak maupun amal perbuatan. Kalau akan merubah, mereka akan sanggup membela dengan mengorbankan jiwa dan raga. Demikian itu karena anggapan bahwa apa yang dimilikinya adalah benar.
4.       Manusia harus dipersatukan dalam kebenaran, bersama-sama berfikir bagaimana sebenarnya hakikat dan tujuan manusia hidup di dunia. Apakah perlunya hidup? Hidup di dunia harus mengerjakan apa? Mencari apa dan apa yang dituju?
5.       Manusia sering kali tidak menuruti, tidak memperdulikan suatu yang sudah terang dan benar bagi dirinya. Artinya, dirinya sendiri, fikiranya sendiri, sudah dapat mengatakan itu benar tetapi ia tidak mau menuruti kebenaran itu karena takut mendapat kesukaran, takut berat dan bermacam-macam yang dikhawatirkan, karena nafsu dan hatinya sudah terlanjur rusak, berpenyakit akhlak, hanyut dan tertarik oleh kebiasaan buruk.  Agama islam sungguh cemerlang kelihatan makin suram. Tetapi sesungguhnya yang suram itu adalah manusianya, bukan agamanya.
6.       Kebanyakan pemimpin-pemimpin rakyat, belum berani mengorbankan harta benda dan jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat islam dalam kebenaran. Malah, pemimpin-pemimpin itu biasanya hanya mempermainkan dan memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan lemah.
7.       Dalam belajar, ada 2 bagian pelajaran yaitu pelajaran ilmu dan amal. Ketika manusia mempelajari suatu materi, manusia seharusnya tidak berpindah dulu ke materi yang lain sebelum ia benar-benar faham dengan materi sebelumnya. Begitu juga dengan amal, kalau setingkat saja belum dapat mengerjakan, tak perlu ditambah.

Pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh KHA. Dahlan di atas perlulah kita renungkan untuk dapat dijadikan sebagai modal berfikir dalam perjuangan untuk kebangkitan umat menuju cita-cita yang diinginkan. (bee)

Inspirasiku :D

Inspirasiku :D
Lahan dakwah ladang ILmu.. :)